Gunung Raung: Kompilasi Pendakian Raung



Gunung yang paling deket dari tempat saya, Jember. Kota Kecil Berhati Luas (Minjem kata2 mas.Bro A’im orang Jember Asli, kalau saya sih perantauan)... adalah Gunung Raung. Selain murah meriah, jaraknya juga deket, perijinannya mudah alias tidak sulit sangat gampang tinggal ijin ke Pos pendaki atau atas sepengetahuan penduduk sekitar Raung!! SELESAI.. MUDAHkan..

 
Menuju puncak Raung di ketinggian 3332 mdpl kita harus melewati Perkebunan, Hutan Gunung yang masih asri dan lebat, tipikal hutannya juga berbukit-bukit, sudut kemiringan trek pendakian bervariasi mulai dari yang biasa-biasa aja sampai yang tidak biasa. Dimna-mana yang namanya nanjak gunung bikin pengkor, remek, gak ada gunung yang gak bikin pengkor. Kepengkoran Di Raung, akan terbayar lunas disaat melihat secara langsung kemegahan serta kegagahan Puncak Raung yang memiliki kaldera lumayan unik, berbentuk elips yang dikelilingi puncak-puncak kecil. Kalderanya lumayan luas dan memiliki kedalaman kurang lebih 500 meter. 

Pertama kali merasakan segernya udara Raung, pada tahun 2003 di sisi selatan Gn. Raung via Glenmore, Kab. Banyuwangi, bersama 5 orang teman. Saat itu saya dan satu lagi teman  hanya sampai batas vegetasi. 4 orang laiinya lanjut sampai Sejati (sebutan pucak selatan raung). 

Jalur via Glenmore sangat jarang dilewati, saat ini, jalur selatan yang sering dilewati via Kalibaru Kab. Banyuwangi. Denger-denger sih jalurnya ekstrem, untuk sampai Sejati kita harus melewati puncak tusuk gigi, puncak 17, belum juga jurang kanan kiri jalur. Hmmmm,.....

Pada awal 2009, saya kembali merasakan kesegaran aroma hutan gunung Raung disisi utara. Jalur di sebelah Utara Raung via Sumber Wringin, Kab. Bondowoso merupakan jalur konvesional, jalur yang sering dilalui oleh para pendaki Raung. Treknya juka bikin pengkor, ngos-ngosan, ditambah sepanjang trek pendakian tidak ada sumber air, jadi kita harus bawa air dari desa terakhir. Nah, inikan sama dari sisi selatan!! kita harus bawa air sendiri. Bedanya jumlah air yang dibawa. Kalau disisi selatan saya bawa air 12 ltr, sedangkan disisi utara 6 ltr. Hmmm, lumayanlah. Sebenarnya ada air di Pondok Sumur pada saat musim hujan, itupun jika beruntung. *Hyaaaaa,.. ngadalin keberuntungan. Lebih aman bawa air sendiri dari bawa. Cerita Pendakiannya bisa dibaca disini, Sehari Dapet Puncak. Walau pendakian yang kami rencanakan tanpa nge-camp dan seharian nanjak, kami tetep bawa perlengkapan lengkap pendakian.

Pendakian berikutnya ke Gunung Raung pada tahun yang sama, tahun 2009 dengan bulan yang berbeda. Pendakian kali ini memiliki rombongan yang besar, sekitar 15 orang. Asik, rame, canda tawa selalu mengringi kami selama perjalanan. Momen-momennya juga bikin berdebar, merangkak disekitaran lereng Raung karena angin yang sangat kencang, memasak ditengah terpaan angin badai, juga ada acara tenda terbang. Untung aja jatuhnya tenda tidak begitu jauh dan bisa diamankan. 

Pendakian ke Gunung Raung berlanjut ke pendakian-pendakian berikutnya, ketika sangat pengen mendaki atau lagi barengi temen dari kota lain, misalnya 2012 kemaren, tepatnya awal bulan Juli 2012 saya bareng temen STESIA Surabaya nanjak Raung. Raung memang penawar disaat sakaw akan mendaki melanda. tentunya lewat jalur utara, belum ada kesempatan untuk berkenalan sama Puncak Sejati Raung yang hanya bisa dilalui lewat selatan.
Jalur Utara dan Jalur Selatan Raung tidak nyambung, beda sama jalur pendakian Gunung Gede-Pangrango, Gunung Rinjani, Peg. Iyang (Argopuro) jalur pendakiannya bisa ketemu di satu titik, nyambung. Jalur Utara dan Jalur Selatan Raung bisa nyambung jika kita melipri kaldera Raung, selama ini yang saya tahu belum ada.

Jalur Utara dan Selatan memiliki kesamaan, sama-sama bikin pengkor, sama-sama bikin ngos-ngosan, sama-sama bawa air dari bawah. Jalur Selatan ada air, tapi saya tidak tahu di Pos berapa, begitu juga Jalur dari sisi utara ada air di Pondok Sumur jika beruntung.

Ada juga gunung yang deket dari Jember, selain Raung. Yaitu Peg. Iyang (Argopuro), tapi jalur yang dari Jember sangat panjang dan berhutan sangat lebat, susah nembus, kita harus bawa perlengkapan navigasi super lengkap. Para pendaki yang nanjak peg. Iyang lebih memilih Jalur Baderan (Kab. Situbondo) atau Jalur Bremi (Kab. Probolinggo).

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Ah suka banget sama foto2 nya, jadi mau naik gunung hahaha. Btw kata nya gunung raung ini menyimpan banyak cerita mistis yaaa ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. teknyu kang,..
      iya, banyak yang bilang gitu.. tapi alhmdulillah ane belum nemu hal2 yang misitis di Raung.. salam

      Hapus
  2. bang....aku belum pernah naik gunung....karena gak berani.hahaha

    ajak aku donk..biar bisa liat awan kek gitu :D

    BalasHapus
  3. with my pleasure, ... heheheheee

    BalasHapus
  4. suka sama foto mataharinya

    BalasHapus
  5. Kameranya bagus mas bro.. :D

    Thanks infonya.

    BalasHapus