Taman Nasional Baluran

Gunung Baluran

Nama Baluran mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pencinta wisata alam atau juga penggiat alam bebas. Sebagian orang menyebut Baluran adalah Afrika-nya Jawa. disebut seperti itu, karena ekosistem hutan yang terdapat di kawasan Baluran relatif kering. Sekitar 40% dari luas wilayah Baluran adalah Sabana. Banyak aneka satwa mamalia bisa dijumpai disini. Baluran merupakan salah satu Taman Nasional yang terdapat di pulau Jawa, Khususnya Jawa Timur. Nama Baluran diambil dari nama Gunung yang terdapat di kawasan tersebut.
***


Nah, kali ini merupakan kunjungan saya kesekian kalinya ke TN. Baluran. Bukan berarti sering, hanya beberapa kali aja. Dalam perjalanan kali ini, saya hanya mecoba meniggalkan jejak lewat foto dan sepenggal cerita.  Samasekali tidak ada niatan mengajak, berbondong-bondong untuk melukai kualitas alam yang terdapat di dalam kawasan TN. Baluran. Murni hanya share aja,.. 

Kadang kita tidak mengetahui destinasi yang dituju berada dalam kawasan konservasi, dimana, didalam kawasa tersebut terdapat zona-zona yang bisa di masukin dan juga dilarang, guna menjaga kawasan tersebut tetap alami dan lestari. 

Tiap perjalanan memiliki cerita sendiri-sendiri, begitu juga perjalanan saya kali ini. Cerita mulai dari akses menuju suatu lokasi, transport yang digunakan, keunikan juga keindhannya. Kadang juga membuka wacana baru bagi kita. 

Silaturahmi ke Baluran kali ini, bermula dari reaksi spontan, saat ngobrol-ngobrol ringan ketika ngopi. Tanpa persiapan apa-apa, akhirnya kami berangkat dengan tujuaan berburu sunrise.

Malam terass dingin ketika buter mulai melajukan motornya di jalan aspal mulus menuju Bondowoso. Jalan utama yang menghubungkan jember dan bondowoso. Jalan raya Jember-Bondowoso memang terasa dingin dimalam hari karena diapit gunung dan pegunungan, Di sebelah barat jalan, lereng pegunungan Hyang membentang dan di sebelah timur gunung raung berdiri gagah, bibir puncak raung akan terliht jelas pada siang hari. 

Kami sampai alun alun Bondowoso sekitar jam setengah dua pagi. Jember - Bondowoso memakan waktu 1 - 1,5 jam. Saat kami tiba alun alun Bondowoso sudah mulai keliatan sepi. Warung-warung stageholder sudah banyak yang tutup, kami masih beruntung ada warung kopi yang masih buka, sehingga menghangatkan diri sebelum melanjutkan perjalanan. Bondowoso merupakan kota penghasil tape. Bondowoso juga di kenal dengan kisah "Gerbong Maut" pada tahun 1947. Terdapat monumen gerbong maut pas di selatan alun alun Bondowoso. Baru-baru ini Pemkab Bondowoso tengah berbenah diri membentuk kota agar tidak hanya dijadikan kota transit wisatawan menuju kawah ijen. 

Udara terasa hangat ketika kami masuk daerah kota Kab. Situbondo. Dari Situbondo menuju TN Baluran akan melalui jalur pantura. Biasanya jalur pantura yang menhubungkan Kab. Banyuwangi dan Kab. Situbondo dipenuhi dengan kendaraan-kendaraan besar. Saat itu kami sangat jarang sekali berpapasan dengan kendaraan besar, mungkin dikarenakan hari masih sangat dini sekali. 

Memasuki hutan jati milik perhutani, udara dingin mulai terasa lagi, si Buter selaku pengendaranmenambah kecepatan laju motornya. Buter yang memiliki nama asli Basori Alwi, adalah adik angkatan di OPA Fak. Sastra Unej. Anaknya gempal tapi gesit. Kami sampai pintu gerbang TN Baluran sekitar setengah lima pagi, saat itu kami tidak diperbolehkan memasuki kawasan TN Baluran. Selain medan yang kebanyakan hutan, treknya pun tidak senyaman jalan aspal pada umumnya, jam berkunujung masuk kawasan pada pukul 08.00 WIB.
Demi menuntaskan hasrat berburu sunrise, buter bertanya ke bapak-bapak dipinggir jalan..

"pak, permisi pak!! tasek se semmak e ka'enjek ka'emmak???, pantai yang dekat dari sini dimana???, tanya si Buter kepada seorang bapak dipinggir jalan yang sedang menuggu angkutan umum". Bahasa madura merupakan bahasa sehari-hari di desa ini, selain Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.

Setelah, mendapat info kami tancap gas, menuju pantai yang ditunjuk bapak tadi. kopi yang baru saja jadi, saya bawa.. Saya lupa nama pantainya?.. yang jelas kami langsung tancap gas, agar tidak ketinggalan moment sunrise.


Merasa puas kami melebur rasa kecewa, karena tidak bisa menikmati sunrise di Baluran, kami lanjutkan kembali perjalanan masuk kawasan TN. Baluran. Mungkin saya bisa membandingkan keadaan dulu dengan kondisi yang sekarang. Daya mengunjungi TN. Baluran pada tahun 2005 dan sekitar tahun 2011. Saya kira waktu yang cukup untuk melihat perubahan suatu tempat. Saat saya mulai masuk kawasan TN. Baluran tidak ada perubahan, hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Malah, saya rasa fasilitas-fasilitas ada yang tidak terawat. Jembatan kayu yang terdapat di hutan bakau banyak yang sudah lapuk. Lupakan fasilitas yang rusak, saya hanya ingin menikmati udara segar hutan kawasan TN. Baluran dimana hari itu matahari sangat ganas-ganasnya. 

Pohon Bekkol, Kawasan sabana TN. baluran

Latar Belakang Gunung Baluran






Sebelum melanjutkan ke Pantai Bama, alangkah baiknya kita istirahat di Bekkol. Bekkol merupakan kawasan sabana yang luas. Bekkol sendiri adalah nama pohon yang tumbuh disekitaran sabana. Pohon bekkol memiliki banyak nama, Salah satunya Bekkol/Bukol. Di tempat asal saya disebut Bukkol. Pohon bekkol merupakan pohon penghasil buah di daerah kering. Penasaran sama pohon yang satu ini, browsing aja,.. hehhee

Satwa Liar
Dari bekkol menuju Pantai Bama. Di pantai inilah, niatan pertama kami berkunjung, hunting sunrise. Selain menikmati sunrise, ada beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan. Kegiatan wisata favorit saya sendiri, ngopi sambil menikmati suasana pantai ala Bob marley. Tentunya tidak lupa merekam keindahan panorama Pantai Bama lewat foto.



Posting Komentar

5 Komentar

  1. wah nice mas cakep mas blognya mantap :) smga bisa sampe baluran juga dah aamiin salam dari jogja mas :)

    BalasHapus
  2. salam dari jember, kota kecil berhati luas,...

    BalasHapus
  3. hah ituuuu .... foto2nyaaa ... duh, pemandangan alamnya. Bisa ngga ya sampai sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam hanagt,.. temen2 jember selalu siap menemani.. khsususnya temen2 panaongan.. *padahal belum confirm sama yang punya panaongan, hihihii

      Hapus
  4. Suasana alami nan eksotis di TN Baluran. Melihat kijang-kijang hidup di habitat hutan seperti ini sungguh beda bila dibanding melihatnya di kebun binatang :)

    BalasHapus