Danau yang dikelilingi bukit-bukit serta hamparan savana luas,.. pemandangan yang sudah tidak asing lagi bagi para pendaki gunung, ataupun penggiat alam bebas. apalagi setelah rilis film 5cm yang seakan-akan menghipnotis penontonnya agar merasakan, bagaimana serunya naik gunung. Mungkin saja film ini menceritakan tentang keindahan alam, serunya berpetualang, atau apalah sehingga mampu menghipnotis penontonnya untuk mengenal Semeru, khususnya Ranu Kumbolo. tapi sayang, pasca rilis fim tersebut membuat sekitar Ranu Kumbolo tidak lebih seperti tempat sampah. banyak sampah-sampah plastik berserakan di Ranu Kumbolo.
Perkenalan saya dengan Ranu Kumbolo diawali tawaran temen saat mau mendaki Gunung Semeru. tawaran ini datang saat packing persiapan pendakian disekretariat kami, SWAPENKA. Tanpa banyak pikir saya langsung mengiyakan. saya langsung carik perlangkapan buat mendaki, tentunya dengan meminjam sana-sini. dan pastinya juga merepotkan temen-temen yang lainnya karena persiapan yang mendadak..
Ranu kumbolo 2007 |
Ada beberapa hal yang masih terekam rapi di otak saya, mengenai perjalanan saya mengenal Ranu Kumbolo untuk pertama kalinya. Di awali nebeng truck temen-temen MAPALUS (Mapala FISIP UNEJ), dan pada Malam harinya di Ranu Pane, beberapa dari kami tidak bisa tidur termasuk saya sendiri. Saya tidak sabar mendaki, berkenalan dengan Ranu Kumbolo. Bersantai dipinggiran danau ditemani segelas kopi hitam panas serta canda tawa bersama teman-teman.
"Mendaki.... melintasi bukit...
berjalan letih menahan berat beban..
bertahan... didalam dingin...
berselimut kabut Ranu Kumbolo... (Dewa 19)"
Jalan setapak yang panjang menghantarkan saya ke pemandangan hamparan air. Takjub, seneng, sampai-sampai saya hanya bengong memandangi Ranu tersebut. lamunanku buyar, ketika sala satu teman memanggil..
'Rep, hayo.. iki sek adoh neng tempat camp'
Tempat camp memang masih jauh dari tempat saya berdiri memandangi Ranu Kumbolo. Bangunan pos, beberapa tenda dom berjejer sangat terlihat kecil. Jalan setapak mengitari ranu pun terlihat jelas dari tempat saya berdiri. Bukit-bukit sabana mengitari danau, bentang alam yang exotis.
Kopi hitam menemani kebersamaan kami di pinggiran Danau Kumbolo.. Sayang sekali, saya melewatkan moment sunrise Ranu Kumbolo. Dingin yang amat sangat, membuat saya enggan keluar dari sleeping bag dan merelakan sunrise perlahan-lahan hilang.
"Mendaki.... melintasi bukit...
berjalan letih menahan berat beban..
bertahan... didalam dingin...
berselimut kabut Ranu Kumbolo... (Dewa 19)"
Jalan setapak yang panjang menghantarkan saya ke pemandangan hamparan air. Takjub, seneng, sampai-sampai saya hanya bengong memandangi Ranu tersebut. lamunanku buyar, ketika sala satu teman memanggil..
'Rep, hayo.. iki sek adoh neng tempat camp'
Tempat camp memang masih jauh dari tempat saya berdiri memandangi Ranu Kumbolo. Bangunan pos, beberapa tenda dom berjejer sangat terlihat kecil. Jalan setapak mengitari ranu pun terlihat jelas dari tempat saya berdiri. Bukit-bukit sabana mengitari danau, bentang alam yang exotis.
Kopi hitam menemani kebersamaan kami di pinggiran Danau Kumbolo.. Sayang sekali, saya melewatkan moment sunrise Ranu Kumbolo. Dingin yang amat sangat, membuat saya enggan keluar dari sleeping bag dan merelakan sunrise perlahan-lahan hilang.
Petis, Odhol, saya, Lila, srundeng |
Danau di ketinggian 2.400 mdpl dengan bukit-bukit di sekelilingnya serta hamparan sabana disekitarnya.. sungguh sayang untuk dilewatkan,..
*esok harinya kami melanjutkan pendakian ke mahameru,..
0 Komentar